(Arsitektur Vernakular) Studi Bentuk Rumah Adat Suku Kajang

Semester lalu pada mata kuliah Arsitektur Vernakular, ヰレダ dapat tugas untuk membahas tentang Arsitektur Tradisional Kajang. Karena ini mata kuliah pilihan peminatnya pun tidak terlalu banyak, apalagi mata kuliah ini membahas tentang arsitektur tradisional, sekarang kan orang lebih senang membahas arsitektur modern dibandingkan arsitektur tradisional, so orang-orang yang ambil mata kuliah ini hanya orang-orang yang ingin lebih tau tentang arsitektur Tradisional, seperti saya *plak*  Tugasnya sendiri di bagi berdasarkan kelompok, kebetulan kelompok ヰレダ dapat tugas untuk membahas tentang "Bentuk Rumah Adat Suku Kajang". Berikut ilmu-ilmu yang telah ヰレダ dapatkan...



KABUPATEN BULUKUMBA
Peta Provinsi Sulawesi Selatan dan Peta Kabupaten Bulukumba

Luas wilayah : 1.154,67 km2
Kabupaten Bulukumba terletak diantara 05°20°–05°40° LS dan 119°58° - 120°28° BT 
dengan batas-batas sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kabupaten Sinjai
Sebelah Barat : Kabupaten Bantaeng
Sebelah Selatan : Laut Flores
Sebelah Timur : Teluk Bone dan Pulau Selayar
Jumlah penduduk : 383.870 jiwa
182.551 jiwa laki-laki dan 201.319 jiwa perempuan.

KECAMATAN KAJANG
Peta Kecamatan Kajang

Luas wilayah : 15.430 Ha
Jumlah penduduk : 45.393 jiwa
182.551 jiwa laki-laki dan 201.319 jiwa perempuan.

DESA TANA TOA
Pintu Gerbang Menuju Desa Tana Toa

Luas wilayah : 7,1 km2
Jumlah penduduk 3.925 jiwa dan kepadatannya 352 jiwa per km2.
Desa Tana Toa ini memiliki 9 dusun, yaitu :
Dusun Balagana, Dusun Sobbu, Dusun Daulu, Dusun Benteng, Dusun Bantalang, Dusun Balambina, Dusun Tanjong, Dusun Baraya dan Dusun Tombolo.

BENTUK RUMAH ADAT KAJANG
Rumah Adat Suku Kajang

Proporsi dan Harmoni
Di Tana Toa, arah rumah semua menghadap Barat. Barat adalah sebuah arah di mana simbol dari nenek moyang pertama Tana Toa (Pakrasangan Iraya). 


Keseimbangan, Ritme
Di Tana Toa, semua rumah warga dibangun dengan bentuk  yang sama. Konsep ini menunjukkan kesederhanaan dan sebagai simbol keseragaman.

BAGIAN RUMAH ADAT KAJANG

Secara vertikal, rumah adat Kajang dapat dibagi 3 bagian, yaitu:

Bagian atas/atap
Bagian atas rumah kajang disebut Para yang merupakan tempat menyimpan bahan makanan. Di bawah atap bagian kiri dan kanan terdapat loteng yang berfungsi sebagai rak (para-para) tempat penyimpanan barang dan alat.

Bagian tengah/badan
Bagian tengah atau Kale Balla berfungsi sebagai tempat hunian.

Bagian Bawah/kaki

Bagian bawah atau kaki rumah (kolong) berfungsi sebagai tempat melakukan kegiatan menenun, menumbuk padi atau jagung dan tempat ternak.

KONSTRUKSI RUMAH ADAT KAJANG
Bagian Atas/Atap
Atap terbuat dari daun rumbia dan lembaran–lembarannya kurang lebih 1,5 m. Pada bubungan atas depan dan belakang dipasang hiasan kayu (anjong) berupa ekor ayam.

Bagian Tengah/Badan
Denah rumah adat kajang

Secara horisontal, rumah adat Kajang juga terdiri atas 3 bagian, yaitu:
1. Ruang depan (latta riolo) yang digunakan sebagai dapur dan ruang tamu.

2. Ruang tengah (latta tangaga) digunakan untuk ruang makan, ruang tamu adat, dan juga ruang tidur untuk anggota keluarga.

3. Ruang belakang (Tala) menjadi bilik kepala keluarga dan dibatasi oleh dinding papan atau bambu. Lantai bilik ini lebih tinggi sekitar 30 cm (3 latta =  genggam pemilik rumah) dari lantai ruang tengah dan dapur. 



Dinding terbuat dari papan yang di ketam dan di pasang melintang. Jendela–jendela kecil yang berukuran 40 x 60 cm yang diletakkan sedikit lebih tinggi dari lantai. Pintu keluar hanya ada satu buah, yaitu yang diletakkan pada bagian tengah muka bangunan. Cat sama sekali tidak mereka gunakan. Mereka banyak menggunakan pasak dan tali sembilu bambu.

Bagian Bawah/Kaki
Tiang–tiangnya ditanam ke dalam tanah dan kayunya hanya dapat bertahan kurang lebih 10 tahun. Kayu ini biasanya disebut Na’nasayya dan istimewanya bila ada yang lapuk bisa langsung diganti tanpa perlu membongkar rumah. Tinggi tiang ke lantai kurang lebih 2 meter, sehingga di bagian bawah rumah dimungkinkan melakukan kegiatan, seperti : menenun, menumbuk padi atau jagung, tempat ternak, dan sebagainya. Jumlah tiang 16 buah (4 x 4) dengan jarak antar tiang 1–2 meter. Luas rumah sekitar 6 x 9 meter. Pada tiang tengah, benteng tangngaya biasanya digantungkan tanduk kerbau yang pernah dipotong untuk upacara, misalnya : upacara perkawinan.

 

Nb: Mengenai apa dan bagaimana suku kajang itu ヰレダ tidak membahasnya disini karena itu sudah di bahas di blog lain. Disini ヰレダ cuma membahas mengenai "Bentuk Rumah Adat Kajang" sesuai dengan tugas yang pernah ヰレダ dapatkan.... ^^

Special Thank to:
Teman Kelompokku...
Dari Kanan ke Kiri : A. Riska Adrianiヰレダ, Syamsidar, Dongsaeng-dongsaengku (Ikram dan Tales), dan salah satu warga kajang yang menyempatkan hadir untuk foto bareng ^_^ , thanks a lot...
(Lokasi : Pintu gerbang menuju kawasan adat Ammatoa, Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan)



Comments (0)

Posting Komentar